Nama : Nadhofa Walannae
NPM : 55411067
Kelas : 1IA03
Manusia dan Harapan
Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa
harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan bergantung paa pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan
masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha
orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik
kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa.
Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila
dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu
muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar. Antara harapan
dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena
belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan
hal yang lebih baik atau meningkat.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial.
Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni
ditengah suatu keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Ada dua hal yang
mendorong manusia hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup.
Menurut Maslow sesuai dengan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu
adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan
manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
1. kelangsugnan hidup
2. keamanan
3. hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
4. diakui lingkungan
5. perwujudan cita-cita
Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui
atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan
dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah
kebenaran. Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang
mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan
focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan
manusia selalu hati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar
bahwa ketidak benaran dalam bertindak, berucap dapat mencemarkan atau
menjatuhkan namanya.
Dr Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu
mengemukakan tiga teori tentang kebenaran :
1. teori koherensi; suatu
pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten
dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap
manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.
2. teori korespondensi’
teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang
dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan) obyek yagn dituju
oleh pernyataan tersebut.
3. teori pragmatis’
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan tersebut
bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran
adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. kepercayaan pada diri sendiri
2. kepercayaan padaorang lain
3. kepercayaan pada pemerintah
4. kepercayaan pada Tuhan
Sumber: Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma
0 komentar:
Posting Komentar